Pelaksanaan Pelantikan di SMP Al-Azhar Citangkolo Berjalan dengan baik

 border=
Prosesi pelantikan semua organisasi ektra kulikuler di SMP Al Azhar Citangkolo Alhamdulillah berjalan dengan baik. Pelantikan ini meliputi dari ekskul Pramuka, PKS, PMR dan ekskul lainnya. Dalam kegiatan ini semua ekskul menamilkan kebolehannya dibidangnya masing-masing.

Palaksanaan Pelantikan dan sekaligus serah terima jabatan kepengurusan dilaksanakan di Panjalu tepat diwilayah pesarean Prabu Borosngora yang merupakan tokoh yang menyiarkan Islam dimasa itu.

Prabu Hariang Kencana atau Mbah Panjalu, berdasarkan kisah yang di ceritakan secara turun temurun dari juru kunci yang tidak lain adalah keturunan dari Prabu Hariang Kencana, bahwa penyebaran agama islam di daerah panjalu di  juru kunci

Dalam sambutan yang disampaikan Kepala sekolah menyampaikan bahwa semua siswa dan seluruh alumni tidak boleh meninggalkan hal yang baik seperti kegiatan jiarah karena amalan ini mempnyai dasar yang kuat dan merupakan wujud dari rasa ingat kita bahwa semua manusia akan kembali ke asalnya.

Sejarah Syeh panjualu atau Syeh Ali bin Muhammad bin Umar Putra dari prabu Boros ngora atau syeh abdul iman. Prabu Boros Ngora atau syeh abdul iman diceritakan bahwa beliau adalah putra dari Prabu Cakra Dewa yang di tugaskan untuk mencari ilmu sejati yang nantinya akan di jadikan ageman kerajaan dan rakyat panjalu.
Secara singkat diceritakan, bahwa prabu boros ngora diberikan sebuah gayung yang berlubang oleh ayah handanya yaitu Prabu Cakra Dewa, yang harus di isi dengan air dan di bawa pulang ke panjalu dalam keadaan selamat atau tidak bocor. Beliau mencari ilmu tersebut diseantara pulau jawa, dan ternyata tidak ada yang berhasil, kemudian beliau menyebrangi pulau sumatra sampai ke Jazirah arab. Di sebuah padang pasir, beliau berteduh di bawah batu, merenung dan berfikir apakah ada ilmu semacam itu sambil melihat gayung yang penuh lubang yang harus diisi dengan air dan harus dibawa dengan selamat ke Panjalu. Kemudian datang seorang laki-laki tua yang membawa tongkat datang pada beliau dan mengajak ke rumahnya. Laki- laki itu berjalan, kemudian Prabu Boros ngora mau mengikuti dari belakang. Tapi kebetulan tongkatnya tertinggal dan tertancap di tanah. Prabu boros ngora bermaksud mengambil tongkat itu dengan tangan satu, tapi tongkat itu tidak tercabut. Kemudian beliau mengambil dengan tangan dua, tapi tidak tercabut juga. Kemudian beliau mengerahkan semua kesaktian yang dimilikinya untuk mencabut tongkat tersebut, tapi tidak tercabut juga. Si laki-laki tua itu menoleh kebelakang dan tersenyum, dan bahwa diceritakan beliau adalah saidina ali karramallahu wajhah
Prabu Boros Ngora belajar langsung dari saidina ali karramallahu wajhah tentang islam, sebagai buktinya beliau dikasih cindera mata berupa sorban haji beserta pedangnya saidina ali karramallahu wajhah. Di pedang tersebut beruliskan Pada pedang tersebut terdapat tulisan Arab “La Falla illa Ali Ya Ali Karomallohu Wajhahu (ininilah pedang milik Sayyidina Ali Karomallohu wajhahu) dan pedang itu di simpan di musium museum risang alit panjalu. Singkat cerita, Prabu Boros ngora juga di bawakan air zam-zam dengan menggunakan gayung berlubang tadi dan selamat sampai panjalu, dan di tumpahkan di danau yang kini mengelilingi makam
kisah ini penulis dapatkan dari Juru kunci makom syeh panjalu.
Jika anda berniat untuk berziarah ke panjalu, Untuk Perjalanan menuju makam, kita harus menggunakan perahu, dan disana sudah banyak yang menediakan jasa untuk itu. Harga nya kisaran antara Rp 100.000 – Rp 150.000 tergantung negosiasi dengan mereka.

 border=