Membangun Karakter Siswa dengan Pengalaman, Bukan Hafalan !

 border=

Bukan Hafalan, Pendidikan di Finlandia Bangun Karakter Siswa dengan Pengalaman

Pendidikan di Finlandia telah lama dikenal sebagai yang terbaik di dunia. Salah satu perubahan yang pernah dilakukan adalah meninggalkan sistem pembelajaran hafalan dan beralih ke pembelajaran berbasis pengalaman.

Selama beberapa dekade, pemerintah hingga guru-guru di Finlandia sangat serius membangun pendidikan, termasuk konsisten dalam bidang-bidang seperti melek huruf dan berhitung. Hasilnya, terdapat kemajuan pesat dalam hal membaca, matematika, dan sains, terutama pada skor Program for International Student Assessment (PISA).

Pakar pendidikan Finlandia dan profesor di Universitas Melbourne di Australia, Pasi Sahlberg, mengatakan, meski unggul di skor PISA, tapi guru-guru tidak fokus untuk mengejar itu dalam sistem pembelajaran.

"Kami mempersiapkan anak-anak untuk belajar cara belajar, bukan cara mengikuti ujian. Kami tidak terlalu tertarik dengan PISA. Bukan itu yang menjadi tujuan kita," ucapnya dikutip dari Smithsonian Magazine.

Bangun Karakter Anak dengan Pembelajaran Berbasis Pengalaman

Sistem pendidikan Finlandia dipisahkan menjadi dua tingkatan atau lembaga. Pertama, ada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang memiliki kewenangan keseluruhan dan bertanggung jawab atas semua pendidikan yang didanai pemerintah.

Kemudian ada badan nasional yang bertanggung jawab atas pendidikan dan perawatan anak usia dini, pendidikan pra-sekolah dasar, sekolah dasar, sekolah umum dan kejuruan serta pendidikan & pelatihan orang dewasa.

"Badan ini bertanggung jawab atas pengembangan pendidikan sepanjang hayat dan pendidikan anak usia dini di Finlandia, serta internasionalisasi melalui pertukaran murid, pelajar, guru, dan peneliti," jelas Olli-Pekka Heinonen, direktur Badan Pendidikan Nasional Finlandia, dikutip dari situs Centre for Public Impact.

Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa pengembangan pendidikan yang dilakukan menekankan pada pembelajaran bukan dengan hafalan, tetapi dengan pengalaman.

"Ini tentang mempelajari keterampilan dasar melalui bermain dan mengembangkan karakter mereka dalam pendidikan anak usia dini," ungkap Heinonen.

"Saat itulah mereka belajar bagaimana menghadapi perubahan, berkomunikasi, dan berkolaborasi. Inti dari kurikulum nasional pendidikan dasar yang baru adalah gagasan tentang bagaimana membantu setiap anak berkembang dan tumbuh sebagai manusia dan warga negara. Ini adalah sesuatu yang perlu dilakukan. Itu menjadi semakin penting," imbuhnya.

Guru Terlibat Aktif: Memahami Kurikulum dan Karakter Anak

Dalam proses pengembangan pendidikan ini, Heinonen mengatakan bahwa para guru sangat terlibat dan tahu apa yang terjadi dengan anak dan cara belajarnya.

Keterlibatan para guru tidak hanya mencerminkan status tinggi mereka di masyarakat Finlandia, tapi juga fakta bahwa sistem pendidikan di negara tersebut sangat menekankan penelitian dan bukti mengenai apa yang berhasil.

Di sisi lain, pendidikan di Finlandia juga tidak memiliki diktat yang terpusat di sini. Sebaliknya, guru dan sekolah memiliki banyak kewenangan dalam menentukan gaya dan metode pengajaran mereka. Hal tersebut yang juga mendukung perubahan kurikulum di Finlandia.

"Kurikulum hanya menetapkan tujuan-tujuan inti yang harus dipenuhi, tapi yang menjadi pertanyaan adalah bagaimana tujuan-tujuan tersebut dapat dicapai dan ini tergantung pada masing-masing sekolah dan guru," papar Heinonen.

Memanfaatkan Penelitian Terkini tentang Pengajaran dan Pembelajaran

Untuk menerapkan kurikulum yang sesuai dengan karakter anak, para guru memanfaatkan penelitian terkini tentang pengajaran dan pembelajaran.

Di Finlandia, guru memiliki gelar Master setingkat universitas, sehingga mereka memiliki dasar pendidikan untuk memanfaatkan bukti berbasis penelitian.

"Kami melihatnya sebagai cara terbaik untuk melakukan perubahan yang sistemis dan berkelanjutan. Kita memiliki lembaga pendidikan dan sekolah yang mampu beradaptasi terhadap perubahan," ujar Heinonen.

"Ada banyak hal menarik yang terjadi di seluruh dunia dan kami ingin terhubung dengan mereka, karena ini adalah cara terbaik untuk mempelajari hal-hal baru. Namun, kami fokus pada keterampilan dan kemampuan masa depan (anak)," tambahnya.

Pembelajaran Fenomena: Belajar di Luar Ruang Kelas

Ada beberapa contoh menarik dalam kemajuan pendidikan Finlandia, yakni penerapan pembelajaran di luar ruang kelas.

"Sampai batas tertentu, kami mendobrak batasan masing-masing mata pelajaran dengan memperkenalkan lapisan yang kami sebut 'pembelajaran berbasis fenomena'," jelas Heinonen.

Menurutnya, pembelajaran ini bisa menjadi cara yang berbeda bagi anak-anak untuk mempelajari konten yang berbeda.

Misalnya saja dengan mendirikan sebuah usaha atau perusahaan versi mereka, mementaskan drama, atau mengukur kualitas air di danau terdekat. Kemudian mereka akan memanfaatkan data tersebut dan meneruskannya ke pihak yang relevan atau otoritas tertentu.

"Ini adalah cara kerja yang menekankan pentingnya seluruh komunitas sekolah. Ini lebih holistik daripada hanya dilakukan di satu kelas dengan satu guru, dan merupakan bagian inti dari kurikulum daripada hanya dimasukkan ke dalam satu ruang," jelas Heinonen lebih lanjut.

Inovasi-inovasi seperti ini diharapkan dapat membantu sekolah dan guru beradaptasi terhadap tantangan-tantangan seperti meningkatnya keberagaman anak-anak Finlandia.

"Kami memastikan bahwa semua anak mempunyai kemungkinan untuk mencapai potensinya," pungkasnya.

Artikel ini berasal dari detik.com

Phenomenal Learning: Learning Outside the Classroom

 border=